Mengenal Semut Penghasil Kroto

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai cara budidaya kroto, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu semut ngangrang sebagai semut penghasil kroto. 
 
Dengan mengenal cara produksi, karakter semut, dan hal-hal yang merugikan semut ngangrang penghasil kroto, akan dapat membantu kelancaran usaha yang akan di jalani. 
 
Menjalankan sebuah usaha dengan menggunakan ilmu atau pengetahuan pada bidang usaha tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik dan akan mengurangi potensi terjadinya kerugian usaha.

Semut ngangrang biasanya hidup pada sebuah pohon yang berdaun lebar. Dimana dedaunan ini kemudian di bentuk sedemikian rupa untuk di jadikan sarang semut ngangrang sebagai tempat regenerasi koloninya.
 
Semua semut mempunyai sistem organisasi yang tertata dengan apik, dimana masing-masing anggota koloni menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tugas masing-masing anggota koloni. 
 
Jumlah terbesar pada koloni semut adalah semut pekerja yang bertugas mencari dan mengumpulkan makanan untuk konsumsi harian maupun untuk persediaan pada saat musim hujan datang. 

Semut ngangrang masuk kedalam genus oecophylla, oecophylla smaragdina adalah nama latin dari spesies semut ngangrang. Penyebaran semut ngangrang ini tidak hanya terdapat di negara Indonesia, semut ngangrang juga terdapat di beberapa negara asia. 
 
Bahkan di Thailand telur semut ngangrang atau kroto di jadikan menu makanan yang cukup di gemari. Di Indonesia penggunaan kroto sebagian besar untuk di jadikan sebagai pakan burung ocehan dan sebagi umpan untuk memancing.

Kroto mempunyai kandungan nutrisi yang sangat bagus, dengan kandungan protein sebesar 47.80% sehingga sangat bagus untuk di jadikan pakan burung ocehan. 
 
Walaupun mempunyai kandungan protein yang tinggi, bukan berarti kroto tidak mempunyai kelemahan. 
 
Kelemahan kroto terdapat pada kandungan air yang tinggi juga, dengan kandungan air sebesar 78.72% menyebabkan kroto jadi lebih cepat mengalami pembusukan, sehingga untuk menyimpan kroto supaya lebih tahan lama harus di simpan pada lemari pendingin. 
 
Kroto yang di simpan di luar lemari pendingin hanya bertahan kurang lebih 3 hari.

Kroto merupakan telur semut yang selanjutnya akan menjadi larva, pupa untuk kemudian akan menjadi semut pekerja atau semut pejantan bahkan ada beberapa yang menjadi semut ratu atau semut betina yang menghasilkan telur semut atau kroto. 
 
Perbandingan dari telur menjadi semut dewasa, telur yang menjadi semut pekerja adalah yang paling besar prosentasenya, mengingat semut pekerjalah yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup koloni semut-semut ini. 
 
Begitu Sempurna dan Besar Tuhan Menciptakan semua ini, sungguh merugi apabila kita tidak dapat mengambil pelajaran dari proses regenerasi dan sistem organisasi semut yang tentunya tidak mempunyai akal seperti kita.

Proses regenerasi semut nganrang atau oecophylla smaragdina dari telur menjadi pupa untuk kemdian menjari larva dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
 

Budidaya semut ngangrang untuk menghasilkan kroto merupakan budidaya yang murah meriah dengan hasil yang lumayan. Sehingga budidaya ini pantas untuk di jalankan untuk menambah penghasilan dalam rumah tangga.


Untuk budidaya semut ngangrang yang membutuhkan modal kecil ini tentu kita tetap menemui kendala yang dapat menggagalkan panen kroto kita. Untuk mengetahui kendala-kendala pada peternakan semut ngangrang ini, tetap ikuti lanjutan artikel "Cara Beternak Kroto" 
secara gratis pada website informasi peternakan wiraternak ini.

Semoga bermanfaat


Maaf, Kami akan menghapus komentar spam.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Facebook Like