Tengkulak Untung Peternak Buntung, Suka Duka Dunia Ternak Indonesia

Juragan untung, peternak buntung ini seringkali terjadi dan bagian dari suka dan dukanya dunia ternak di Indonesia.

Bagaimana tidak, peternak yang sudah menginvestasikan waktu, tenaga dan biaya untuk merawat hewan ternaknya, begitu dijual, bukannya mendapatkan uang dari hasil penjualannya, tapi sebaliknya , hewan ternaknya di hutang oleh juragan atau tengkulak yang menawar hewan ternaknya.

Dalam posisi ini, tengkulak atau juragan ada di posisi yang sangat di untungkan, karena mereka bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu yang singkat, jika di bandingkan dengan peternak yang harus merawat hewan ternaknya mulai dari 40 hari sampai hitungan bulan.

 

Kenapa Ini Bisa Terjadi? 

Kenyataan ini terjadi di karenakan peternak di sibukkan merawat hewan ternaknya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk membangun jaringan penjualannya sendiri, yang pada akhirnya mau tidak mau harus bergantung pada para tengkulak atau juragan-juragan yang siap menawar hewan ternaknya.

Tulisan ini di buat tidak untuk menyudutkan para tengkulak, meskipun banyak tengkulak yang tidak jujur, masih ada juga tengkulak yang jujur dan menjaga kepercayaan dengan para peternak sebagai mitra bisnisnya.

Seperti pada peternakan ayam, ketika harga ayam sedang meroket, para tengkulak berbondong-bondong berusaha menjalin hubungan baik dengan para peternak. Tapi ketika harga hancur, tidak satupun tengkulak yang mau mendekati para peternak yang pada akhirnya menjerit berjamaah.

 

Mempersiapkan Pasar
Tidak hanya pada peternakan Ayam, pada peternakan Sapi, Kambing, dan peternakan lainnya, sebelum mulai beternak, alangkah baiknya sudah mulai mempersiapkan strategi, kemana produk hasil ternak akan di jual.

Jangan hanya mengandalkan satu lini penjualan, sebaiknya mengandalkan lebih dari satu lini penjualan, supaya ketika satu pelanggan tidak dapat menampung hasil ternaknya, para peternak masih punya alternatif pelanggan lain.

Mengincar konsumen yang bisa di katakan End User, merupakan langkah yang bagus untuk kelangsungan bisnis para peternak.

Selain harganya bagus, pembayaran juga seringkali di lakukan secara kontan, jadi tidak ada istilah hutang. Dengan begitu modal dapat berputar dengan baik. Arus kas lancar bisnispun lancar.

Setiap wiraternak makan di tempat makan yang cukup ramai pelanggannya, kami selalu menanyakan mengenai sumber suplai daging di usaha rumah makan tersebut.

Dan kebanyakan memberikan respon yang bagus, ketika kami memberikan informasi jika ada sahabat dari kami yang memiliki usaha peternakan, yang kemungkinan dapat menjadi suplier dari usaha kulinernya.

Ini membuktikan, ketika para peternak melakukan suplai langsung kerumah makan, pasarnya masih teruka lebar.

 

Membuka Usaha Sendiri

Selain mempersiapkan pasar dan mencari pelanggan yang akan menerima produk hasil ternak, para peternak bisa juga dengan mencoba membuka usaha sendiri.
Seperti membuka warung sate, warung makan olahan sapi, olahan ayam dan lain-lain.

Hal ini memang cukup menantang, karena para peternak di tuntut harus bisa membagi waktu, antara mengelola peternakan dan mengelola usaha kuliner atau penyedia daging segar.

Daripada sakit hati dan kecewa terus menerus dengan perilaku para tengkulak yang kurang baik, sementara untuk mencari tengkulak yang jujur juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Ide-ide di atas dapat di kembangkan lagi sebagai upaya untuk mencari solusi supaya bisnis peternakan semakin untung.

 Sekarang, kita ubah situasinya, Tengkulak Untung, Peternak Juga Untung Banyak, makin melimpah dan makin berkah.
Aamiin




Maaf, Kami akan menghapus komentar spam.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Facebook Like