Mengenal Lebih Dekat Burung Loverbird Yang Berubah Menjadi Burung LAKBED Dan LABET

Burung Lovebird
Lovebird si burung paruh bengkok yang mempunyai gerak dan warna memikat ini, seringkali di plesetkan namanya menjadi burung LAKBED atau burung LABET.
Entah karena kurang memahami ejaan namanya, atau karena burung ini berasal dari afrika kemudian kicaumania Indonesia kesulitan mengeja namanya.

Kemunginkan besar, munculnya nama Lakbed berasal dari orang yang salah mendengar ejaan burung lovebird yang di baca LAVBED, tapi didengar LAKBED. Akhirnya jadilah burung ini bernama Lakbed.
Apapun sebutannya, yang paling penting adalah kita tetap mencintai dan merawat burung Lakbed ini sebaik-baiknya. Syukur-syukur banyak yang mulai belajar untuk membudidayakannya.

Sejarah Burung Lovebird
Burung lovebird sebenarnya bukan merupakan burung baru bagi kicaumania Indonesia, karena pada dekade 90an, burung ini sudah masuk ke Indonesia. Hanya saja pada dekade tersebut, hanya orang-orang tertentu yang memiliki burung lovebird ini.
Ketenaran burung Lovebird ini hampir seangkatan dengan burung Hwa Mei, yang sempat tenar di kontes burung tahun 90an.

Burung Lovebird adalah burung asli Afrika. Menurut beberapa literatur, burung lovebird ini pertama kali keluar dari afrika pada tahun 1800an, yaitu ke negara-negara Eropa. Karena keindahan burung ini yang memikat banyak penghobi burung, pada tahun selanjutnya di kirimlah ratusan burung ke benua Amerika.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penggemar burung loverbird, membuat lovebird menjadi salah satu burung yang di cari, yang menyebabkan penangkapan besar-besaran burung lovebird di habitat aslinya.

Beberapa spesies dari burung ini banyak di tangkap secara membabi buta dan terus menerus tanpa memikirkan regenerasi burung lovebird yang mengakibatkan burung ini berada dalam ancaman kepunahan.

Pada tahun 1970, pemerintah Amerika serikat dan Eropa melarang dengan keras import burung lovebird. Pelarangan import burung lovebird ini justru membawa  nilai positif untuk kelangsungan hidup lovebird di alam.
Burung loverbird pada tahun selanjutnya mulai banyak di tangkarkan, dan burung yang banyak di jual adalah burung-burung hasil penangkaran.

Kenapa Namanya Lovebird?
Burung lovebird adalah burung yang hidup berkoloni, tapi ketika musim kawin tiba, burung ini akan hidup berpasang-pasangan dan meninggalkan koloninya.
Burung ini memiliki karakter yang berbeda dengan karakter burung koloni lainnya, burung lovebird adalah burung yang cenderung setia dengan pasangannya. 

Pada peternakan burung yang menggunakan kandang sistem koloni, burung lovebird hanya akan mengawini satu betina. Tidak demikian dengan burung kenari atau burung koloni lainnya, ketika betina pasangan mereka bertelur dan mengerami telurnya, pejantan akan mencari pasangan yang baru.

Karena terkenal dengan kesetiaan pada pasangannya ini lah yang menyebabkan burung ini di namakan burung lovebird, atau burung yang mempunya rasa cinta terhadap pasangannya.
 
Habitat Alam
Burung lovebird pada habitat aslinya adalah burung koloni sama seperti burung kenari.
Dalam satu koloni biasanya terdiri dari 5 sampai 20 ekor burung. 

Sarang lovebird di habitat aslinya hampir sama dengan rata-rata burung paruh bengkok, yang menyukai membuat sarang pada lubang yang terdapat pada sebuah pohon. 
Terkadang di temui juga burung lovebird menggunakan sarang yang di tinggalkan burung jenis pipit atau finch.

Walaupun burung lovebird sekarang sudah dapat di tangkarkan dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi, bukan berarti semua spesies lovebird dapat dengan mudah kita temukan.

Pada saat ini yang mudah kita temui di pasaran hanya tersedia tiga dari sembilan jenis spesies burung ini, sementara yang enam spesies lainnya sangat langka dan sulit untuk di temukan. Ke sembilan spesies tersebut adalah;    
  1. Agapornis pullarius  (Red-headed Lovebird)
  2. Agapornis taranta  (Black-winged Lovebird)
  3. Agapornis swindernianus (Black-collared Lovebird)
  4. Agapornis personatus (Yellow-collared Lovebird)
  5. Agapornis lilianae (Lilian's Lovebird)
  6. Agapornis nigrigenis (Black-cheeked Lovebird)
  7. Peach Faced Lovebird
  8. Fischer Lovebirds  ( Agapornis fischeri )
  9. Black Masked lovebird ( Agapornis personata )

Sudah seharusnya kita yang mengatakan bahwa diri kita adalah seorang penggemar burung, dapat belajar dari burung-burung langka yang mulai terancam kepunahannya.
Penangkapan secara liar, tidak terkendali dan tidak memikirkan keberlangsungan hidup dari burung-burung tersebut, semakin membuat populasi burung semakin habis sehingga semakin sulit didapatkan.

Kita harus mulai belajar dari penggemar burung di luar sana, yang hanya akan membeli dan memelihara burung dari hasil penangkaran.
Penggemar burung Indonesia pun pasti bisa seperti para peternak buruk Jerman, yang sangat terkenal dengan Ring DKB nya, yang membuat burung hasil dari penangkaran mereka terkenal sampai ke manca negara.


Salam sukses peternakan
Semoga bermanfaat.


Maaf, Kami akan menghapus komentar spam.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Facebook Like